Designed by Canva |
Sejak korban pinjaman online banyak yang melakukan hal-hal melanggar hukum, ada yang mencuri, meresahkan keluarga dan masyarakat, ada yang merampok, ada yang membunuh, bahkan beberapa melakukan bunuh diri, kesan keberadaan pinjaman online semakin mengerikan. Seolah fasilitas pinjaman yang dapat diperoleh dengan cara mudah ini hanya memiliki dampak negatif sehingga orang-orang yang terjebak menikmati fasilitas pinjaman praktis patut dicibir oleh masyarakat.
Benarkah demikian? Benarkah pinjaman online hanya punya dampak negatif bagi masyarakat Indonesia? Kalau benar demikian, kenapa tidak dilarang saja sejak awal, kan? Kenapa pula perlu diizinkan beroperasional dan "mencari mangsa" oleh para regulator?
Tentu berbeda dengan kemunculan judi online yang memang illegal sejak awal, namun tetap berkembang karena banyaknya peminat sekaligus ada pihak tertentu yang terindikasi "melindungi eksistensi" website judi online sehingga sulit diberantas, fasilitas pinjaman online memang dilegalisasi oleh para regulator lembaga keuangan, dalam hal ini OJK. Jika sekarang kita melihat dampak negatif dari judi online yang sama mengerikannya dengan dampak yang timbul akibat adanya fasilitas pinjaman online, bukan berarti yang legal ini tidak punya manfaat.
Yakin, pinjaman online punya manfaat?
Jika kita berkaca pada beberapa negara maju, mereka menyediakan student loan yang bisa diakses para siswa-mahasiswa tanpa syarat yang rumit dan bunga rendah. Negara se-adidaya Amerika pun melegalkan pinjaman online melalui aplikasi SoFi. Korea Selatan punya aplikasi Lendit, dan India punya aplikasi MoneyTap. Pangsa pasar pinjaman online ini sangat luas, bahkan lebih luas dari pinjaman kredit perbankan. Salah satu penyebabnya adalah kemudahan pengajuan pinjaman, tentu saja. Syarat yang mereka minta tidak serumit pengajuan kredit di perbankan.
Pinjaman Online Bermanfaat Jika....
Manfaat dari fasilitas ini tentu saja dapat dinikmati oleh masyarakat yang jauh lebih luas, jika digunakan sebagaimana mestinya. Artinya, ada kemungkinan ketika pinjaman itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang layak akan mampu menggerakkan ekonomi lebih baik. Seperti halnya kredit perbankan, kelayakan calon penerima pinjaman perlu dinilai sehingga pinjaman tersebut "aman" bagi lembaga penyalur, sekaligus dapat "menyelamatkan" debitur dari gagal bayar dan meningkatkan perputaran uang serta menggerakkan ekonomi.
Kredit Pada Perbankan
Dalam kacamata kredit, minimal ada kriteria 5C yang menjadi prinsip kelayakan: character, capacity, capital, collateral, dan condition. Penerima kredit harus memiliki karakter yang baik, tidak pernah terdeteksi menjadi "nasabah nakal", berniat mengembalikan pinjaman sesuai waktu yang ditentukan, dan tidak memiliki track record buruk dalam kehidupan pribadinya. Kedua capacity atau kapasitas. Pemberi pinjaman perlu menilai kemampuan calon peminjam untuk mengembalikan utangnya. Semakin banyak sumber pendapatan, semakin besar potensi pengajuan pinjaman diterima.
Ketiga capital, menilai modal yang dimiliki oleh peminjam yang dalam hal ini adalah pelaku usaha. Untuk pengajuan pinjaman konsumtif, bank akan menilai seberapa besar tabungan yang dimiliki sehingga dinilai tetap mampu memenuhi kewajiban mengembalikan pinjaman jika usaha atau pekerjaannya tidak berjalan mulus. Keempat collateral, adalah penilaian atas jaminan yang mampu ditawarkan oleh calon peminjam. Ada petugas yang khusus menaksir nilai jaminan sehingga ajuan pinjaman bisa diterima. Terakhir penilaian atas condition, atau kondisi calon peminjam. Pada umumnya faktor yang paling menjadi pertimbangan dalam hal ini adalah kestabilan finansial dan hal-hal yang terkait dengannya.
Jika penilaian 5C sudah cukup memenuhi kriteria account officer, maka bank dapat mencairkan pinjaman sesuai pengajuan. Sebaliknya jika dari hasil penilaian ada hal-hal yang dinilai tidak memenuhi syarat atau nilai minimal maka pengajuan pinjaman akan ditolak. Hal ini menjadikan kredit tidak mudah diakses oleh semua kalangan, sementara kehadiran fasilitas pinjaman online menawarkan banyak kemudahan yang menjadi penyebab naiknya kriminalitas dan tindakan berbahaya pada sebagian korban.
Jadi, Apa Manfaat Pinjaman Online?
Secara teori ekonomi, pinjaman online menawarkan kemudahan akses bagi masyarakat luas untuk mendapat pinjaman yang diharapkan bisa menggerakkan ekonomi, meningkatkan kecepatan perputaran uang, dan secara otomatis memperbaiki kondisi kesejahteraan sosial. Cara pengajuan yang mudah dan tidak meminta syarat rumit menjadi poin penting yang membuat jangkauan sasaran penerima pinjaman semakin luas.
Dengan catatan tertentu: penerima pinjaman benar-benar "layak" dan pinjaman tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha, bukan untuk kebutuhan konsumsi, maka sangat mungkin pinjaman online menjadi pemberi manfaat ekonomi. Jika kriteria "layak" untuk menerima pinjaman online benar-benar perlu dibedakan dengan kriteria "layak" pada kredit perbankan, setidaknya masyarakat perlu lebih cerdas untuk menilai dirinya benar-benar layak untuk menerima pinjaman atau tidak.
Pinjaman online dapat mempermudah pengusaha atau bahkan calon pengusaha untuk mendapatkan modal, kemudian menggerakkan usahanya yang tentu bersinggungan dengan usahanya. Misal penjual gorengan, ketika usahanya berjalan maka otomatis meningkatkan penjualan bahan di tukan sayur, toko bahan kue, toko plastik, dan mungkin kuota karena ditawarkan via online. Pengusaha pakaian jadi akan menggerakkan pedagang kain, alat dan perlengkapan jahit, channel fashion, dan sebagainya.
Pengusaha yang memanfaatkan pinjaman online dapat mengembalikan atau membayar kewajibannya dengan baik karena memiliki penghasilan yang cukup. Modal pinjaman dapat dikembalikan sesuai waktu, dan usaha dapat terus berkembang.
Bagaimana dengan kebutuhan yang bersifat konsumsi, bisakah menggunakan pinjaman online? Selama peminjam sadar bahwa pinjaman adalah utang yang harus dibayar, maka ia akan menghitung kemampuannya memenuhi kewajiban tersebut (pinjaman pokok ditambah dengan bunga, tentu saja). Jika sadar bahwa kemampuannya mengembalikan pinjaman itu cukup baik, maka tidak ada masalah di kemudian hari, akan tetapi jika ia sadar bahwa tidak cukup mampu mengembalikan utang kemudian memaksakan diri untuk mencairkan pinjaman, mau tidak mau akan ada kondisi sulit yang harus dihadapinya suatu hari. Teror debt collector salah satunya,
Masalah terbesar munculnya berbagai dampak negatif dari pinjaman online adalah ketidaksadaran atau ketidakmampuan peminjam untuk menilai dirinya sendiri dalam menerima pinjaman. Hal ini harus diakui dan butuh proses panjang untuk membuat mayoritas masyarakat mampu menilai dirinya sendiri. Jangan biarkan pinjaman online yang berbentuk aplikasi itu menjadi teror menyeramkan bagi kehidupan masa depan masyarakat kita. Apakah ini mudah? Tentu tidak.
Pekerjaan siapa ini? Ehehe... Tenang, ini bukan pekerjaan berat. Karena sesungguhnya kewajiban belajar melekat pada setiap insan. Jadi setiap orang minimal perlu untuk mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan paham atas apa yang menjadi usaha dan keputusannya. Jika diri sendiri beres, bolehlah pemahamannya dibagikan kepada orang-orang terdekat. Entah saudara, kawan, sahabat, keluarga, kerabat, dan sebagainya.
Akan lebih baik lagi jika kita berusaha mendidik diri sendiri untuk paham ilmu secara utuh sebelum melakukan sesuatu. Sebagai umat Islam, kita bisa belajar untuk paham bagaimana hukum Islam mengatur tentang transaksi, apa yang boleh dan apa yang tidak. Jika pemahaman kita sudah baik, bukan soal pinjaman itu online atau offline, tapi kita juga tahu bagaimana mencari berkah dari sumber harta dan cara memanfaatkannya sebelum harus bertanggung jawab atas setiap harta yang "lewat" di tangan kita kelak nanti di akhirat.
Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI
Post a Comment
Post a Comment