![]() |
Design by Canva |
Bulan Mei yang cerah di tahun 2025 ini dipadati dengan beberapa agenda tahunan, diantaranya adalah rangkaian kegiatan Dies Natalis Universitas Siliwangi yang diawali dengan Unsil Tasik Half Marathon (UTHM), yang diramaikan beberapa artis lokal dan ibukota, lalu ada kegiatan ekspo yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan sebagai bentuk tugas mata kuliah Kewirausahaan dan Ekonomi Pertanian, untuk melakukan praktik bisnis.
Tulisan ini tidak akan mengulas detil kegiatan UTHM yang terdiri dari race 7K, 10K, dan 21K itu. Selain karena saya tidak ikut bergabung sehingga tidak ada pengalaman langsung, tulisan ini bermaksud mengabadikan beberapa catatan terkait kegiatan ekspo kewirausahaan mahasiswa.Catatan Ekspo Kewirausahaan (EP) 2025
Pertama, setiap semester genap ada dua jurusan di FEB Unsil yang menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan: jurusan Ekonomi Pembangunan dan jurusan D3 Perbankan dan Keuangan. Tahun ini hanya EP yang menyelenggarakan ekspo dan ini merupakan hasil inisiasi mahasiswa jurusan. Sementara mahasiswa jurusan D3 Perbankan dan Keuangan cukup menyelesaikan project mata kuliah kewirausahaan melalui presentasi dan unjuk sampel produk bisnis saja.
Jika dibandingkan lebih jauh, mahasiswa yang mengambil mata kuliah kewirausahaan dari dua jurusan ini juga berbeda, mahasiswa EP duduk di semester 4 sementara mahasiswa D3 Perbankan baru semester 2. Perbedaan ini tentu bukan tanpa alasan, selain struktur kurikulum yang berbeda juga masa studi D3 lebih singkat dari jenjang S1. Bukankah usia sangat mempengaruhi kemampuan untuk mengatur dan memilih peristiwa kehidupan?
Sebagai dosen, it's really okay. Poin terpenting dari praktik bisnis di mata kuliah kewirausahaan adalah transfer pengetahuan dan semangat bisnis, sehingga setelah lulus mahasiswa dapat melihat berbagai pilihan baik selain bekerja di perusahaan impian, yaitu menjadi pengusaha. In case pekerjaan formal di perusahaan atau instansi tujuan sulit didapat, alumni kami tidak kesulitan memulai bisnis sendiri. istilah kasarnya: Ketika jadi alumni, pekerjaan baik dan halal apapun boleh kalian ambil, kecuali jadi pengangguran dan beban negara sekaligus keluarga.
Kedua, karena persiapan penyelenggaraan ekspo sepenuhnya dipegang mahasiswa, kami sebagai dosen tidak perlu repot membantu atau menyiapkan apapun. Sungguh pengalaman yang berbeda ketika saya mengajar di SD atau SMA, setiap kali siswa akan menyelenggarakan kegiatan di luar ruang, guru selalu terlibat. Tentu saja ini salah satu hal menyenangkan jadi dosen. Bahkan sampai urusan formulir penilaian pun di-handle mahasiswa. Kami datang tinggal icip-icip dan kasih nilai. What a life?
Setiap kali proses pembelajaran mencapai titik tertentu yang menunjukkan bahwa mahasiswa adalah calon orang-orang hebat yang kelak akan mampu berdiri dan berjuang sendiri di kehidupan ini, saya menyadari sesuatu: Mahasiswa bukan manusia kecil lagi, mereka adalah calon-calon partner saya di masa depan. Entah kelak mereka akan duduk di pemerintahan, terjun di masyarakat sebagai tokoh, atau menjadi pengusaha, atau menjadi siapapun versi terbaik mereka kelak, setelah lulus mereka adalah "kawan". Sementara proses mereka dari pertemuan di kelas sampai lulus hanya memakan waktu beberapa tahun saja, tidak lama. Sungguh transformasi status yang cepat, bukan?
Ketiga, saya tertarik mengulik nilai ekonomi dalam penyelenggaraan ekspo kewirausahaan ini, agar dapat menjadi evaluasi sekaligus catatan penting untuk kegiatan serupa di tahun-tahun berikutnya jika masih dianggap relevan. Dalam dua tahun terakhir penyelenggaraan ekspo saya selalu bertanya kepada setiap kelompok, "Apakah kalian bisa mendapat untung dari bisnis ini?" Jawabannya cukup mengejutkan karena beberapa kelompok bisa mengambil laba bisnis hampir jutaan rupiah dalam satu hari berbisnis, yang bahkan tidak penuh satu hari tapi hanya beberapa jam saja.
Saya tertarik berdiskusi lebih lanjut, "Serius? Bagaimana caranya kalian bisa dapat laba sebanyak itu?" Lalu jawaban mereka tak kalah antusias, "Kami open Pre-Order beberapa hari sebelumnya Bu. Alhamdulillah ada yang masuk sampai lebih dari 50 pcs bahkan hampir 100 pcs selama PO itu, belum termasuk yang terjual selama pameran."
Oke, mungkin... sangat mungkin tidak semua kelompok seberuntung mereka. Lagipula, bisnis yang sifatnya trial begini memang cukup instan mendatangkan pembeli, tapi beda urusannya jika ingin mendatangkan pelanggan untuk bisnis jangka panjang. Selain itu, harga produk yang ditawarkan mahasiswa umumnya lebih murah dari harga pasar/kelas produk serupa, selama produk itu sesuai dengan pasar yang mereka sasar, kemungkinan laku tentu lebih besar. Kita juga bisa menggunakan asumsi tingginya minat membeli dagangan mahasiswa adalah karena ingin menjadi support system yang baik untuk mereka. Ya, dengan mendukung bisnis mereka saat praktik bisnis kan siapa tahu jadi penyebab mereka mendapat nilai maksimal di mata kuliah tersebut, kan? Saya pribadi memilih beli karena tertarik iklan yang mereka buat sebelum acara, sayangnya tidak semua kelompok menginformasikan produknya sebelum hari ekspo. Kalau lihat semua dan tertarik, mungkin tetap saja harus pilih beberapa yang paling menarik biar tidak mubadzir jajannya.
Hal penting lain yang saya ingin mahasiswa ambil pelajaran dari kegiatan kemarin itu, adalah benar bahwa mereka hebat telah menyelesaikan misi praktik bisnis, namun dunia bisnis sesungguhnya tidak sesederhana itu. Mereka harus menarik pelanggan dan menawarkan banyak keuntungan, sekaligus mempertahankannya dalam waktu yang tidak sebentar. Jadi suatu saat kalau mau bisnis beneran, jangan kaget ya faktanya berbeda dari praktik bisnis kecil-kecilan kemarin itu.
Mulai dari pemilihan produk, kebanyakan memilih produk yang sesuai dengan kondisi pasar terkini, tanpa banyak inovasi. Mereka pikir yang penting laris dulu, soal kualitas dan harga bisa diperhitungkan belakangan. Untuk bisnis skala kecil dan misi jangka pendek, memilih produk dengan cara ini sungguh tidak masalah, namun jika ingin bisnis jangka panjang maka pertimbangkan keunikan yang juga akan menjaga pelanggan akan bertahan. Apalagi untuk bisnis yang direncanakan autopilot setelah beberapa tahun, pertimbangkan juga standar produknya saat dipegang oleh karyawan.
Nilai Ekonomi Ekspo Kewirausahaan
Bisnis yang baik tidak hanya menawarkan produk yang hits, namun juga memiliki nilai lebih yang banyak menguntungkan pelanggan. Contoh sederhana jika memilih produk bakery, saat ini sudah banyak sekali persaingan bisnis serupa. Anda tidak bisa masuk pasar jika produk yang ditawarkan tidak ada bedanya dengan produk merk lain yang muncul lebih awal, namun sangat mungkin peluang Anda membesar jika menawarkan produk sourdough yang di-klaim lebih sehat-meksipun lebih mahal-dengan varian rasa dan harga yang bersaing.
Contoh lain, pasar nasi padang di Tasikmalaya sudah dimenangkan oleh Kurnia Saiyo dengan harga yang relatif murah dan rasa terkenal enak. Anda bisa menjalankan bisnis nasi padang hanya dengan beberapa faktor pendukung: lokasi jauh dari Kurnia Saiyo, warung nasi padang masaih jarang/jauh dari lokasi pilihan Anda, harganya lebih murah, rasanya mendekati standar nasi padang Kurnia Saiyo, dan lingkungan bisnis Anda banyak yang suka nasi padang.
Mau contoh lagi? Pasar kuliner dengan spesifikasi produk berlabel alami, halal, sehat, tampilan menarik, saat ini masih cukup "menggoda" pangsa pasar terbesar: orang-orang usia produktif. Maka produk seperti minuman rempah, modifikasi bahan makanan tinggi serat seperti ubi/singkong/kentang, adaptasi menu impor yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia masih sangat layak dicoba. Tinggal Anda kapan siap memulai bisnis sesungguhnya?
Selanjutnya perhitungkan perputaran modal sebaik mungkin. Untuk bisnis kuliner skala kecil seperti kemarin, beberapa peralatan dasar seperti kompor, panci, dan sebagainya bisa pinjam kepada penguasa dapur di rumah, namun jika ingin bisnis mandiri tentu peralatan yang agak mahal itu perlu dipertimbangkan dari modal bisnis. Selain itu, pencatatan keuangan bisnis perlu dibedakan dari keuangan pribadi. Kalau kemarin dicatat khusus karena ada iuran anggota kelompok, kelak bisnis Anda meskipun memakai uang pribadi jangan dicampur dengan pos lain karena pasti rentan baur perhitungannya dan selanjutnya lebih sulit mengidentifikasi perkembangan bisnis.
Maka untuk menghitung laba atau rugi praktik bisnis kemarin, sesuaikan dengan pengeluaran sesuai kebutuhan. Misal untuk isi ulang gas 3kg, jangan ditulis pengeluaran untuk beli kompor+tabung gas yang harganya ratusan ribu. Jika ternyata gasnya tidak beli sendiri dan hanya "numpang" di dapur salah satu anggota kelompok, tetap perhitungkan biaya memasak misal Rp.10.000,- untuk menggantikan gas yang sudah dipakai.
Selain itu, perhatikan standar produksi, pengemasan, hingga distribusi ke pelanggan. Pastikan bahan memiliki standar kualitas tertentu. Artinya pebisnis tidak boleh menggunakan bahan sembarangan asal ada/tersedia di pasar untuk produknya. Selanjutnya dalam proses produksi hingga pengemasan, pastikan ada standar waktu, rasa, tampilan sehingga pelanggan menyadari pebisnis menjaga konsistensi kualitas produknya. Sampai pada tahap distribusi ke pelanggan, perlu dipastikan produk aman dan dapat dinikmati sesuai rasa terbaiknya.
Para calon pengusaha boleh memulai bisnisnya sesederhana sesuai kondisi saat ini, namun misinya harus panjang dan berkelanjutan. Bisnis bukan hanya bertujuan mencari cuan, melipatgandakan modal dan keuntungan. Lebih dari itu, bisnis adalah seni menguasai pasar dengan produk terbaik yang bisa dihasilkan, seni mengelola usaha agar bertahan di segala cuaca (kondisi ekonomi), juga seni mengendalikan ego untuk menguasai dunia dengan cara yang benar dan diridhai-Nya. Maka jiak sudah demikian, bukan hanya uang dan keuntungan bisnis yang didapat, tapi juga koneksi bisnis, ilmu dan pemahaman, kesejahteraan, kebaikan di masa depan, terpenuhinya naluri ingin menguasai dunia, dan yang paling penting: bisnis bisa membawa berkah tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga orang-orang dan tim yang terlibat.
Laporan Praktik Bisnis Kewirausahaan
Dear mahasiswa, praktik bisnis yang sudah dilaksanakan kemarin hanyalah "miniatur" dunia bisnis. Suatu saat kalian perlu lebih berani merealisasikan bisnis masing-masing sesuai idealisme yang dibangun dari waktu ke waktu. Jika saat itu tiba, semoga kita tetap bisa terkoneksi, entah sebagai pebisnis-pelanggan atau sebagai partner bisnis.
Sebagai pelengkap proses pembelajaran MK Kewirausahaan semester ini, seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya di kelas, bahwa ada "Laporan Praktik Bisnis" yang perlu kalian selesaikan sekaligus dasar penilaian ujian akhir semester, berikut ketentuannya:
- Laporan ditulis wajib dalam bentuk cerita berisi:
- Proses pemilihan produk dan peran Anda (10 poin)
- Bagaimana kerjasama dan dinamika yang terjadi dalam kelompok Anda dalam melaksanakan praktik bisnis ini (untuk yang memilih praktik mandiri dinamika pelaksanaan bisnisnya bisa menyesuaikan) (30 poin)
- Jika ada masalah/konflik bagaimana penyelesaiannya (15 poin)
- Hasil dokumentasi (20 poin)
- Laporan HPP, BEP dan laba/rugi ditulis masing-masing (data bisa berasal dari bagian keuangan kelompok). (25 poin)
- Laporan diunggah dalam bentuk file words (wajib format .doc/docx, jika diunggah dalam format lain ada pengurangan 10 poin) ke link yang akan dibagikan di grup kelas masing-masing dan pengumpulan efektif dilakukan tanggal 18-19 Mei 2025
Post a Comment
Post a Comment