Kiat Mengatasi Masalah Keuangan yang Membelit

Post a Comment
Konten [Tampil]
kiat-mengatasi-masalah-keuangan


Siapa yang merasa hidup bisa berjalan tanpa masalah? Rasanya tidak ada. Tidak akan ada. Apalagi soal uang. Hampir setiap orang pernah kekurangan. Sekelas konglomerat pun butuh kiat mengatasi masalah keuangan di saat tertentu.


Jangan dikira konglomerat berarti jauh dari kata melarat. Sekalinya mereka bangkrut, bisa habis semua hartanya, bahkan menyisakan utang yang tidak sedikit.

Masalah Terberat Versi Masing-Masing

Setiap orang memiliki masalahnya sendiri. Ada yang diuji dengan pasangan, anak, keuangan, keluarga, tetangga, bahkan diri sendiri. Tidak ada masalah yang lebih berat dari masalah orang lain. Setiap masalah selalu berat versi masing-masing.

Misalnya, bagi kita yang saat ini memiiki utang 100 ribu rupiah, sudah merasa sangat berat sekali. Sementara ada orang lain yang punya utang 1 juta merasa baik-baik saja, ia malah merasa berat diuji dengan tingkah anaknya. Ada juga orang yang punya utang lebih banyak, 7 Miilyar misalnya.

Kisah orang dengan utang 7 Milyar, hidup pas-pasan, bangkrut, namun bisa bangkit bahkan membayar lunas semuanya, ini nyata. Bukan karangan fiksi dalam kisah roman sastra. Kisah ini kemudian diangkat dalam sebuah novel berjudul Bidadari Untuk Dewa.

Ada banyak masalah orang lain jauh lebih berat dari yang harus kita hadapi. Hanya karena kita tidak tahu, bukan berarti tidak ada. Sebuah nasehat mengingatkan, untuk masalah dan ujian kita bisa melihat ke atas, kepada orang-orang yang lebih besar masalahnya.

Sementara untuk masalah harta dan dunia, kita perlu melihat ke bawah. Bahwa ada orang-orang yang jauh lebih menderita dan banyak cobaannya, tapi tidak menyerah dan memilih untuk tetap berjuang selama hidup.

Lalu bagaimana mengatasi masalah keuangan yang membelit? Orang beriman harus yakin bahwa tidak ada ujian yang melampaui batas kemampuan. Janji Allah adalah benar, kan? Janji ujian sesuai kemampuan itu ada di Surah Al Baqarah ayat terakhir. Coba buka dan baca, ya.

Masalah Adalah Alasan

Percayalah, masalah keuangan, pasangan, ujian, anak, keluarga, pekerjaan, kesehatan, atau apapun yang hadir dalam hidup adalah alasan. Iya, alasan untuk mendekat, memohon, dan berserah sepenuh jiwa kepada Allah semata.

Karena Allah izinkan masalah itu ada, menjadi ujian bagi kita, maka Allah juga yang menggenggam solusinya. Kepada siapa lagi kita meminta selain padaNya?

Seringkali, kita sendiri yang “mengundang” masalah itu hadir. Lewat kecerobohan kita menuruti nafsu, keidakadilan kita mengelola rezeki, atau ketidakmampuan kita memanfaatkan kesempatan. Kemudian ketika masalah benar-benar membelit, kita bingung sendiri.

Keluarga seolah tak mau tau, teman apalagi? Seringkali dalam kondisi seperti ini kita ingin menyerah. Menyerah pada apa? Keadaan atau ketidakmampuan diri? Dengan apa? Berdiam atau mati? Apakah menyerah bisa jadi solusi?

Aduh, kalau menyerah bisa jadi solusi, maka penduduk bumi bisa habis dalam sehari. Ya gimana, tanpa pandemi orang-orang sukarela memilih bunuh diri. Ambil pisau, gerat nadi, selesai? Ternyata tidak. Masalah yang timbul setelahnya bisa jadi lebih besar, lebih berbahaya. Mau? Semoga tidak.

Baca juga: Tips Mengatur Pengeluaran Setelah Gajian Ala Milenial Muslim - Hijrah Finansial

Solusi Masalah Keuangan

Lalu apa yang harus dilakukan ketika menghadapi masalah keuangan? Ada beberapa hal yang harus dipraktikkan oleh siapapun yang sedang dalam masalah besar. Kiat berikut multifungsi karena bisa diterapkan baik untuk mengatasi masalah keuangan, masalah silaturrahim, sosial, politik, bahkan masalah dengan diri sendiri.

1. Akui Kesalahan

Untuk melepaskan diri dari belitan masalah, kita harus sadar diri. Bahwa ada kesalahan yang harus diakui. Tidak peduli sekecil atau sebesar apapun dosa itu, kesalahan tetaplah kesalahan. Ia tak akan hilang tanpa alasan.

Mengakui kesalahan bahwa kita sendiri adalah penyebab datangnya masalah bukanlah aib. Justru sebuah pengakuan bahwa diri lemah di hadapan semesta dan pemiliknya adalah sifat hamba yang baik. Ketika masalah sudah datang, apa lagi yang bisa disombongkan? Tidak ada.

2. Taubat

Langkah kedua setelah mengakui kesalahan tentu saja harus bertaubat. Bukan sekadar taubat memohon ampun, tapi juga janji pada diri sendiri untuk semakin taat padaNya. Kemudian diiringi kesungguhan untuk menjauhi penyebab masalah yang terjadi.

Langkah taubat tak pernah sederhana bagi seorang pendosa. Allah akan selalu menguji kesungguhan taubat kita. Tidak ada taubat yang diterima ketika kita dalam keadaan lalai, tidak sungguh-sungguh. Bukankah Allah Maha Mengetahui segala isi hati?

Maka jika ingin masalah keuangan cepat selesai, segeralah bertaubat. Ini berlaku untuk berbagi masalah lain, sekaligus menjadi pengingat bagi diri. Cobaan yang terjadi atas kehendakNya tak pernah lepas dari hikmah penting dalam hidup kita. Jadi nikmati saja proses taubat ini sepenuh iman.

3. Perbaiki Diri dan Lingkungan Sosial

Percayalah, Allah punya ribuan bahkan jutaan cara untuk menghadirkan solusi bagi masalah kita. Ketika kita berusaha memperbaiki diri, ibadah, dan hubungan dengan Allah, maka solusiNya bisa hadir kapan saja.

Solusi terbaik akan datang di saat yang tepat. Bukankah kita yakin bahwa Allah Maha besar, maka Dia jauh lebih besar dari masalah yang sedang kita hadapi?  Maka tidak ada alasan untuk tidak memperbaiki diri, setiap saat, setiap kesempatan. Cari lingkungan dan teman yang mendukung misi penting ini.

Selain memperbaiki diri, memperbaiki hubungan sosial juga bisa menjadi jalan keluar dari masalah keuangan yang membelit. Jangan memusuhi tetangga, teman, keluarga, atau siapapun. Sebaliknya, jaga hubungan baik dengan siapapun, siapa tahu, mereka justru menjadi jalan pembuka rezeki dari Allah.

Baca juga: Menanggapi Pertanyaan Tentang Kehalalan Uang di Bank Syariah - Hijrah Finansial

4. Usaha

Doa tanpa usaha adalah sebuah harapan yang sia-sia. Begitu juga usaha tanpa doa, hanya seperti buang tenaga sia-sia. Maka sebaiknya setiap harapan dilangitkan lewat doa, diusahakan sepenuh jiwa raga.

Kisah utang 7 Milyar yang dialami oleh Dewa dalam kisah nyata bahkan berusaha dibayar hanya dengan berjualan ceker pedas. Berapa sih, omset usaha jualan ceker pedas? Apakah bisa mencapai 1 Milyar?

Ingat, Allah menilai kesungguhan kita dalam berdoa dan berusaha. Bukan tidak mungkin bagi Allah menghadirkan rezeki yang besar dengan mudah, hanya melalui usaha sederhana. Mengatasi kesulitan keuangan melalui usaha adalah seperti menyusun batu bata untuk sebuah bangunan megah.

Lakukan usaha apapun yang halal untuk menyelesaikan masalah keuangan. Bisa dengan berjualan makanan kecil, bisnis dropship, atau apapun peluang usaha halal yang bisa diambil.

5. Terus Berdoa dan Tawakkal

Selain usaha, doa harus tetap dijaga bersama prasangka baik padaNya. Keyakinan bahwa Allah tak akan pernah lepas tangan dari hamba yang mendekat padaNya menjadi sangat penting.

Tawakkal dan doa harusnya dijaga setiap mukmin sejak sebelum, selama, dan setelah memiliki masalah. Keberserahan diri terhadap kehendakNya adalah wujud penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dengan begitu, seorang hamba bisa menerima apapun kehendakNya.

6. Ciptakan Keajaiban

Yakinlah bahwa keajaiban itu bisa terjadi. Masalah demi masalah akan selesai dengan caraNya. Usaha kecil yang kita lakukan, diiringi doa dan keyakinan bahwa Allah tidak akan membiarkan hamba yang bertaqwa sendirian menghadapi masalahnya. Insya Allah semua masalah akan segera selesai.

Tugas kita selama hidup sebagai hamba adalah taat padaNya. Maka wajar ketika ada laranganNya yang kita langgar, masalah muncul dan menjadi bumerang bagi diri. Solusinya tak ada yang lebih baik dari: kembali padaNya.

Baca juga: Bagaimana Mengatur Keuangan dan Aset Saat Pandemi? - Hijrah Finansial

Meletakkan harapan pada manusia hanya seperti menunggu pepesan kosong. Lelah pasti, hasilnya belum pasti. Berbeda dengan berharap kepada Allah, pasti jalan keluar terbaik untuk mengatasi masalah keuangan diberikan dengan caraNya yang indah. Sebagai pengingat untuk kembali dan selalu meniti jalanNya.

Related Posts

Post a Comment