Mau Gaji Aman Sampai Akhir Bulan? Begini Caranya

2 comments
Konten [Tampil]

tips-gaji-aman-akhir-bulan
 

Sudah tanggal 15 nih, apa kabar gaji? Akankah nominal gaji aman sampai akhir bulan? Coba tengok sebentar angka di rekening dan isi dompet. Jangan-jangan terlena menikmati kekayaan tanpa sadar, dalam dua pekan terakhir ini isinya sudah banyak yang pergi. Ah, seandainya saja…

Hush, makhlukNya yang paling suka berandai-andai itu namanya setan. Mau jadi temannya? Jangan ah, nyesel nanti. Mending temenan sama manusia baik hati, pandai menabung, dan tidak boros. Seperti aku, salah satunya. Mungkin kamu juga?

Cara Menjaga Gaji Aman Sampai Akhir Bulan

Gaji aman sampai akhir bulan itu sangat mungkin terjadi, bukan hanya bagi orang yang berpenghasilan di atas UMR. Kalian yang gajinya masih di bawah UMR pun bisa kok mengatur gaji tetap cukup buat semua kebutuhan. Karena pada prinsipnya, rezeki dari Allah itu akan selalu cukup untuk memenuhi apa yang kita butuhkan dalam hidup. Berikut beberapa langkah praktisnya:

1.       Buat Daftar Kebutuhan Sesuai Prioritas

Ingat, daftar kebutuhan ya, bukan daftar keinginan. Berapapun gaji bisa aman dengan skala pengukuran kebutuhan yang tepat, tapi tidak bisa baik-baik saja jika digunakan memenuhi keinginan. Karena yang terbatas itu kebutuhan, bukan keinginan. Manusiawi sih, punya keinginan tak terbatas. Asal ingat bahwa kemampuannya terbatas, semoga keinginan bisa lebih terkendali.

Kebutuhan yang harus diprioritaskan di zaman yang serba tidak menentu seperti sekarang tentu perkara pangan, sandang dan papan. Penting diri dan keluarga yang menjadi tanggung jawab cukup makan, berpakaian dan tinggal di tempat layak, gaji aman sampai akhir bulan. Insya Allah

Jika dari ketiga kebutuhan primer ini ada dalah satu yang perlu mendapat perhatian lebih, ya porsinya bisa ditambah. Misal untuk konsumsi, harus mengonsumsi lebih banyak buah dan vitamin, atau ada alat kesehatan seperti oximeter dan thermometer yang harus dibeli, bisa menjadi prioritas. Jangan gunakan untuk kepentingan yang tidak jelas, seperti ikut judi berselimut lomba, misalnya.

2.       Bagi Gaji Sesuai Porsi

Idealnya, gaji bisa dibagi berdasarkan teori berikut: 40% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk kepentingan sosial, 10% untuk dana darurat dan sisanya 20% untuk investasi. Ya, prosentase tersebut bukan harga mati. Akan tetapi, sebisa mungkin sobat hijrah bisa memenuhi masing-masing pos yang ada dalam daftar prioritas tersebut.

Bisa jadi pos yang satu dikurangi porsinya untuk pos lain, tapi ingat: jangan dihilangkan. Adanya dana darurat yang dikumpulkan waktu demi waktu itu akan bermanfaat ketika terjadi sesuatu di luar ekspektasi. Sebelum minta tolong kepada saudara, tetangga, atau orang tua, ada baiknya kita berusaha menolong diri sendiri sebisanya.

Dana kebutuhan sosial itu bisa dialokasikan untuk orang tua, membantu anak yatim, atau program apa saja yang sifatnya membantu kemaslahatan umat. Wujudnya bisa melalui transfer ke orang tua, menggunakan layanan sedekah online atau berbagai platform digital, dan sebagainya.

Secara kasat mata mengutamakan kepentingan sosial bisa jadi mengurangi nominal gaji. Akan tetapi secara prinsip iman, justru infaq, sedekah, wakaf, atau harta dari sumber halal apapun ketika dikorbankan untuk kepentingan sosial, bis akembali dalam wujud yang lebih baik dan sehat.

3.       Cari Penghasilan Tambahan

Menjaga agar gaji aman sampai akhir bulan memang bukan perkara mudah. Apalagi ketika anak masih kecil, adik butuh biaya sekolah, atau sobat hijrah masih kuliah. Ada banyak pengeluaran tak terduga yang besarnya tidak sesuai rencana. Untuk menyikapi hal demikian, usahakan memiliki penghasilan tambahan.

Penghasilan tambahan bisa diperoleh dari kerja part time, freelance, atau mengembangkan bakat dan hobi agar menjadi pundi rupiah. Misalnya sobat hijrah suka merajut, bertanam bunga, memasak, menjahit, atau desain. Keahlian yang berawal dari hobi bisa dikembangkan dan mendatangkan cuan.

Sobat hijrah akan sangat membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk membangun kebiasaan ketika ingin meniti jalan ini. Karena mencari penghasilan tambahan membutuhkan fokus yang berbeda dari rutinitas biasanya. Sobat harus lebih pandai mengatur waktu, tenaga , dan kesibukan lain yang harus dipriositaskan.

Sobat juga bisa memulai usaha sesuai dengan kemampuan untuk mendapat penghasilan tambahan. Dengan cara ini, gaji aman sampai akhir bulan bukan sekadar bayangan. Sesungguhnya Allah menuruti prasangka hamba, jika kita berprasangka baik padaNya, sangat mungkin setipa kebutuhan dan usaha yang dijalankan dengan cara halal mendapat berkah dan terus bertambah.

4.       Biasakan Investasi

Selain mengatur pengeluaran agar tidak lebih besar dari pemasukan, perkara investasi bisa menjadi sangat penting. Biasakan untuk menyisihkan pendapatan sebagai bekal investasi, mulai dari bidang yang rendah risiko.

Sobat bisa mencoba investasi skala kecil di sektor keuangan melalui akun Bibit, Dana Syariah, atau linkAja syariah. Di sektor riil, sobat bisa menjadi pemilik usaha kuliner atau aksesories yang sedang banyak dibutuhkan orang. Usir jauh-jauh rasa malas dan enggan, kalau nanti berhasil dan punya penghasilan tambahan, siapa yang senang?

Atau mau buka bisnis kuliner? Bisa, sangat bisa. bisnis kuliner adalah salah satu bidang yang tetap bisa hidup di tengah pandemi. Sementara banyak sektor ekonomi lain garus gulung tikar akibat wabah yang tak kunjung enyah dari bumi ini

5.       Biasakan Memenuhi Kebutuhan, Bukan Gaya Hidup

Pepatah Jawa mengatakan bahwa ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana. Artinya dalam situasi tertentu, penampilan bsia menjadi salah satu poin penting penilaian, tapi bukan yang terpenting. Ada saat di mana kita perlu berpenampilan meyakinkan dengan outfit bermerk, untuk menyita perhatian klien. Akan tetapi selebihnya, kita bisa memilih untuk hidup sederhana.

Jangan sampai karena menuruti gaya hidup, trend dunia yang tidak ada habisnya, justru menghabiskan nominal gaji di tengah jalan. Jika sudah demikian, akan lebih sulit mengatasi masalahnya. Banyak saudara kita yang kemudian terjerumus dalam lembah utang piutang demi memenuhi gaya hidup, mungkin karena belum tahu bagaimana mengelola keuangan saat pandemi begini.

Biasakan untuk hidup sederhana sesuai kemampuan, menjadi bermanfaat bagi orang-orang sekitar, dan senantiasa memelihara sifat baik yang kita miliki sejak lahir. Bisa jadi, ada jalan rezeki yang terbuka dan mengalirkan isinya terus menerus sehingga kita tidak perlu merasa khawatir. Gaji aman sampai akhir bulan, bukan sekadar ipian tapi kenyataan yang harus diusahakan. Yuk bisa yuk?

Related Posts

2 comments

Post a Comment