Alasan Nge-Blog Hijrah Finansial

Post a Comment
Konten [Tampil]

Alasan ngeblog


Sekitar tiga tahun lalu, ide membuat blog hijrah finansial hadir di kepala. Ide ini lebih dulu terealisasi dari lahirnya blog Dunia Kifa. Ada beberapa alasan ngeblog yang kemudian harus direalisasikan melalui HIjrah Finansial, sebenarnya. Ya, meskipun diawali dengan modal nekat dan tanpa banyak pertimbangan, akhirnya hijrah finansial lahir.


Tahun 2018 itu saya belum kenal yang namanya keyword, teknik ngeblog yang baik, bagaimana menulis artikel yang disukai Google, jadi ya asal nulis kemudian posting, selesai. Tidak ada audit atau edit untuk meningkatkan performa. Pokoknya nulis sesuai keinginan, beres.

Sebelum menggunakan domain dengan ekstensi .com, sebenarnya hijrah finansial pernah hadir menggunakan ekstensi domain .online. Hanya karena biaya perpanjangannya mahal dan potensi perkembangan ekstensi domain ini tidak cukup menjanjikan, saya memutuskan untuk menghentikannya dan mengganti dengan .com.

Alasan Ngeblog yang Idealis Namun Kurang Realistis

Saya lulus magister Ekonomi Syariah jurusan Keuangan dan Perbankan Syariah fakultas Syariah Prodi Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga pada 2017. Idealnya, orang yang sudah menyelesaikan program magister berarti layak menjadi dosen, berbagi ilmu sesuai bidangnya, dan eksis dengan berbagai bentuk publikasi.

Sayangnya, nasib ideal tersebut tidak langsung menyapa saya dengan ramah setelah selesai wisuda. Maklum, sih. Saya kuliah S2 bukan untuk mencari gelar dan tidak semata mengincar posisi dosen. Tujuan utama dan pertama justru untuk healing karena sebelumnya ada sakit yang sulit diurai dan diselesaikan melalui obat-obatan. Karena justru obat terbaiknya adalah dengan merasa bahagia.

Akhirnya saya mewujudkan kebahagiaan melalui proses studi dan selesai tepat waktu dalam mengerjakan tesis. Alhamdulillah. Setelah selesai studi ini, saya bekerja tidak sesuai dengan bidag yang sudah dipelajari sebelumnya. Di sinilah konflik batin dimulai.

Saya merasa memiliki kewajiban untuk menjaga dan menyebarluaskan ilmu yang sudah dipelajari sampai bangku magister. Dengan menyebarluaskannya, saya tidak hanya merawat ingatan dan memelihara kelestariannya dalam benak, tapi juga berpotensi mengembangkannya melalui banyak diskusi, kan?

Cara Merealisasikan Idealisme

Nah, kendalanya saat itu adalah: saya bukan dosen. Lalu dengan cara apa ilmu ini harus dibagi, dirawat, dan disebarluaskan? Setelah melalui banyak pertimbangan, inilah alasan ngeblog hijrah finansial yang cukup idealis.

Realitanya, sangat sedikit orang yang ingin mempelajari dan tertarik dengan bidang ini. Buktinya, hasil penelitian BI menunjukan bahwa tingkat literasi keuangan syariah hanyalah 8% pada 2020. artinya, dari 100 orang hanya ada 8 orang yang memahami sistem keuangan syariah. Selebihnya, 92% inilah pangsa pembaca hijrah finansial.
Fakta lainnya adalah, alasan ngeblog yang idealis namun kurang realistis ini masih berlanjut hingga akhir 2021. lihat saja blog plan pekan lalu, tidak terealisasi dengan baik setelah terdistrak beberapa urusan di dunia nyata. Kemampuan fisik dan pikir saya ternyata belum bisa menjaga komitmen untuk mengisi blog minimal seminggu dua kali. Apalagi soal optimasi SEO, lebih seringnya saya belum bisa memprioritaskan waktu dan tenaga untuk blog.

Hasilnya? Alasan ngeblog itu masih jadi idealisme yang harus direalisasikan. Saya berjanji pada diri sendiri untuk lebbih bisa mengatur waktu dan tenaga dan memprioritaskan blog pada 2022 nanti. Baik untuk Hijrah Finansial, mapun dua blog lain yang perlu dipelihara eksistensinya. Doakan, semoga lancar dan terlaksana dengan baik, ya.

Related Posts

Post a Comment