Tips Sukses Dapat Utang Tanpa Penolakan

2 comments
Konten [Tampil]

 

hijrah-finansial

Hai sahabat hijrah finansial, pernah butuh utang? Saya pernah. Pernah ditolak? Pernah juga. Dapat utangan? Pernah lah pasti… kalau diutangi? Sejujurnya pernah. Sebagian kasih, sebagian pernah juga menolak. Nah, tulisan singkat ini saya tulis berdasarkan pengalaman, yang mungkin relate dengan kalian yang baca tulisan ini.

Pengalaman adalah guru paling bijaksana yang kadang kita tanggapi sebagai musibah, atau bisa juga dianggap berkah. Perjalanan hidup yang tidak selalu mulus kadang memaksa kita berhadapan dengan kesulitan, sehingga salah satu solusi yang muncul adalah bagaimana cara mendapatkan utangan.

Sementara faktanya, dalam banyak kesempatan mencari utang demi memenuhi kebutuhan hidup, kita sering harus berhadapan dengan penolakan. “Maaf ya, nggak punya uang lebih.”, begitu alasannya. Atau bisa jadi lebih ekstrim seperti, “Utang kemarin aja belum bayar, kok mau utang lagi?” kalimat yang membuat hati yang berisi rencana utang itu meradang.

Apakah ada cara agar sukses dapat utangan tanpa penolakan?

Berdasarkan pengalaman pribadi, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan agar saat butuh uang dan setelah melalui banyak pertimbangan solusi terbaiknya adalah utang, maka tidak susah mendapatkannya. Berikut beberapa tips sukses dapat utang tanpa penolakan:

1.       Jaga Hubungan Baik Dengan Siapapun

Hubungan sosial umumnya tidak selamanya berjalan baik. Ada saat seseorang merasa tidak cocok dengan orang lain, atau sebaliknya. Ada masa hubungan memburuk, dan ada masanya menjadi baik karena adanya kepentingan yang sama.

Menjaga hubungan baik dengan siapapun sesungguhnya adalah kunci sukses hidup di lingkungan sosial. Ya, meskipun kadang ada masalah, segeralah berbaikan. Kalau merasa salah minta maaf duluan, kalau orang lain yang salah, bisa ditegur untuk selanjutnya bersikap lebih baik. Lingkungan yang paham bahwa kita adalah “orang baik” akan sulit menolak untuk menolong saat kita kesulitan.

Percayalah, bukan hanya urusan kebutuhan sehari-hari yang butuh dukungan lingkungan sosial yang baik, termasuk juga urusan keuangan. Kalau kita butuh dan orang lain sedang bisa membantu, selama kita dikenal baik dan bisa dipercaya, pasti dibantu.

2.       Sebutkan Kebutuhan

Saat utang, biasakan untuk menyampaikan kebutuhan yang sedang kita upayakan itu. Nah, karena utang ini urusannya tidak sederhana, maka sebaiknya berutanglah hanya untuk kebutuhan yang memang mendesak. Jangan biasakan utang untuk kebutuhan sepele yang bisa ditunda.

Bisa jadi, orang yang akan kita pinjami itu sebenarnya punya kebutuhan lain yang juga mendesak. Saat melihat kebutuhan kita yang lebih mendesak, dia merelakan kebutuhannya tertunda. Oleh karena itu, biarkan mereka yang menjadi tujuan kita mencari utang mengetahui apa yang kita butuhkan. Supaya mereka bsia menimbang, seberapa penting kebutuhan itu dipenuhi.

3.       Tetapkan Masa Pinjaman

Orang yang memiliki uang lebih untuk dipinjam bukan berarti hartanya itu longgar selamanya. Maka dengan memberitahu seberapa lama kita akan meminjam, memungkinkan dia menghitung waktu apakah uangnya akan longgar selama itu atau tidak.

Jika sudah menetapkan tempo, sebisa mungkin tepati ya. Jangan biarkan orang yang sudah merelakan uangnya kita pinjam menunggu tanpa kejelasan. Jika kita berhalangan untuk mengembalikannya tepat waktu, kabarkan baik-baik kapan kiranya kita bisa menepati janji. Sikap ini jauh lebih terhormat daripada kita diam dan membiarkan orang yang sudah memberi utang itu menagih.

Tentu saja mereka berhak menagih. Utang itu tetap utang selama belum dibayar atau direlakan oleh empunya. Jadi jangan berharap untuk hilang catatan itu hanya karena yang memberi utang lupa menagih atau mendiamkan kita yang tidak kunjung membayar.

Sampai akhirat pun, kalau kita masih punya utang nanti tetap ditagihNya. Dengan apa kita akan bayar? Tentu saja dengan pahala amal baik, karena kita nggak punya harta yang dibawa kecuali amal. Kalau amal baik hilang? Dosa dia yang harus kita ambil alih sebagai konsekuensinya. Ngeri ga tuh?

utang-konsumtif


4.       Jujur

Sikap inilah yang kerap menjadi penghalang seseorang mendapat utangan dengan cara yang baik dari saudara, tetangga, atau bahkan teman dekat. Sekali dua kali mungkin masih oke, tapi setelah berkali-kali utang tidak kembali tepat waktu, ditagih terus ngeles dan seolah tidak ada ittikad baik untuk mengembalikan, siapa yang mau memberi pinjaman lagi?

Perkaranya bukan lagi soal pelit atau baik, sih. Tapi karena karakter pengutang yang kurang menyenangkan, justru akan menyulitkan diri sendiri. Maka jadi pribadi yang jujur selalu penting, apapun keadaan yang harus kita hadapi. Sebaiknya sifat jujur ini ditanamkan sejak kecil, dan selalu dibawa hidup di manapun.

5.       Utamakan Utang Produktif

Perbedaan antara utang produktif dan konsumtif ada pada kepentingan yang ingin diwujudkan. Utang bersifat konsumtif adalah utang yang tidak menghasilkan “uang” lagi. Misal utang mau beli beras untuk makan. Setelah beli, dimasak, dikonsumsi, habis. Beli tas untuk anak sekolah, membayar uang pendiidkan anak, dan sebagainya. Utang konsumtif artinya utang yang habis pakai.

Sementara utang produktif adalah utang yang digunakan untuk menjalankan bisnis, usaha, atau semacamnya segingga menghasilkan uang lagi sebagai bentuk keuntungan. Orang yang berutang untuk usaha memiliki kemampuan untuk mengembalikan utang lebih baik dibanding dengan orang yag utang untuk konsumsi. Kecuali untuk konsumsi sementara dan memiliki pendapatan tetap, ya.

Nah, bagaimana kalau kita butuh utang, usahakan utang itu produktif. Dipakai untuk usaha atau semacamnya. Semenara untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, ya jangan pakai utang. Pakai jual beli sistem cicilan boleh lah ya, asal total cicilan yang harus rutin kita bayar tidak melebihi 30% pendapatan tetap. Supaya aman nih kantong sampai ketemu gajian lagi.

Sampai di sini, semoga tipsnya bermanfaat ya. Barangkali ada tips lain biar mudah dapat utangan, boleh juga dibagi di kolom komentar. Terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini. Sampai jumpa di tulisan berikutnya. 

Related Posts

2 comments

  1. Pastikan yang akan diminta pinjaman juga punya uang. Hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment