Strategi Keuangan Saat Pandemik

7 comments
Konten [Tampil]
Strategi Keuangan Saat Pandemik


Halo, sobat hijrah finansial … apa kabar? Tetap bahagia, ya …
Apa kabar dompet? Semoga baik beserta isinya.


Nah, kali ini kita akan bahas mengenai strategi keuangan. Saat ini, mungkin pemasukan keuangan tidak berjalan normal. Sebagian sumber pendapatan harus terpangkas. Bahkan tidak sedikit yang harus mengalami defisit untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Untuk itulah kita butuh strategi agar tetap bertahan dan eksis di tengah pandemi.

Sebelum pembahasan semakin jauh, mari kita cermati pos keuangan apa saja yang dapat ditekan saat ini.

1. Transportasi
Musim WFH dan LFH, karena #di Rumah Aja, otomatis budget untuk transportasi berkurang. Jangan keluar rumah kecuali sangat penting. Kita dukung usaha menghentikan persebaran laju Covid-19 meski harus bersabar untuk di rumah aja.

Selain transportasi, pos keuangan apa lagi yang bisa ditekan saat ini?

2. Jajan/konsumsi
Yak betul: jajan. Kalau biasanya saat ke kantor, sekolah, kampus, tidak pernah absen mengunjungi kantin atau cafe, sekarang budget untuk jajan bisa dialihkan dong? Makan secukupnya, seadanya yang di rumah, belanja yang terjangkau dan usahakan tetap sehat, ya. Imun kita butuh asupan gizi yang cukup, bukan banyak. Maka pastikan kita selektif memilih menu makan dan tempat belanja saat ini.

3. Belanja.
Secara, kan pasar tutup, mall sepi pengunjung, cafe tutup, jadi mau ke mana? Uangnya disimpan saja, karena kebutuhanl masih banyak. Ehehe… belanja boleh kok. Tapi harus selektif, ya. Prioritaskan belanja untuk kebutuhan saja, bukan keinginan. 

Jadi setiap kali scroll up, scroll down social media, atau ada iklan yang lewat di beranda, lalu timbul niat untuk belanja, langsung tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini kebutuhan, atau sekadar keinginan? Kalau kebutuhan, seberapa pentingkah? Adakah kebutuhan yang lebih penting?” JIka jawabannya adalah tidak, maka jangan memaksa.

Di sisi lain, ada pos-pos keuangan yang harus lebih boros dibanding biasanya, yaitu:

a. Kuota. Work From Home/Learning From Home  bukan berarti melakukan kegiatan tanpa biaya. Minimal yang namanya kuota, tidak bisa sampai “kering”, karena tanpa kuota seakan jendela dunia kita sedang tertutup. Ketinggalan berita dan terhalang komunikasi. Maka wajar jika biasanya kuota bisa nebeng WiFi kantor, kampus, sekolah, saat ini lebih boros jika tidak tersedia WiFi di rumah.

b. Bahan dapur. Mulai dari bahan dasar seperti beras, minyak, gula, tepung, sampai bumbu-bumbuan, berbagai macam rimpang dan bumbu, dan sebagainya yang harganya makin merangkak menuju langit. Apalagi selama keluarga kumpul di rumah, makanan harus selalu tersedia di meja. Resep-resep baru pun banyak yang ingin dicoba. Maka wajar jika pos ini menguras isi dompet.

c. Perlengkapan kebersihan. Kewajiban menjaga kebersihan rumah dan tubuh adalah kewajiban meskipun tidak ada wabah. Namun keberadaan wabah  saat ini menuntut kita lebih ekstra menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Hal inilah yang menjadi penyebab budget pada pos ini perlu alokasi tambahan.

Nah, setelah mengetahui pos keuangan mana yang bisa dikurangid an harus ditambah, maka kita tengok isi dompet, rekening, dan sumber pendapatan. Apakah masih bisa berjalan normal, semakin baik, atau sebaliknya?

Jika sumber keuangan masih berjalan normal, maka kita hanya perlu mengubah haluan, mengganti pos keuangan yang bisa dikurangi untuk dialokasikan ke pos keuangan yang harus ditambah. Disini penambahan alokasi menyesuaikan dengan pengurangan yang bisa dilakukan, ya. Kalau lebih dari itu, mau ambil dari mana lagi? Harus jelas sumbernya. Jangan sampai “asal pakai,  asal ada” kemudian bingung sendiri saat kehilangan semuanya.

Jika sumber keuangan lebih baik dari sebelumnya (terdengar mustahil, ya? Tapi pasti ada yang demikian. Siapa? Entah). Kita tidak perlu risau, karena secara otomatis pengeluaran untuk kegiatan semacam weekend-time dan segala macam kebutuhan dapat tersusun rapi. Namun kita tetap harus waspada dalam keadaan demikian. Bahagia boleh, namun jangan berlebihan. Tetap gunakan dana yang tersedia dengan bijak. Membeli seperlunya dan tidak menghamburkan uang merupakan salah satu upaya untuk menjaga kewarasan finansial.

Masalahnya timbul justru ketika pendapatan menurun sementara kebutuhan tidak bisa ditawar. Terutama untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari. Apa yang harus dilakukan? Sobat hijrah finansial, beberapa prinsip yang harus diingat diantaranya:

1. Anggaplah ini ujian, dimana tidak mungkin ujian itu melampaui batas kemampuan. Allah sudah mengatur kadarnya sedemikian rupa sehingga kita pasti mampu melalui setiap ujian dariNya.

2. Allah yang menjamin rezeki setiap makhlukNya, maka tidak perlu khawatir Dia akan menelantarkan orang yang beriman. Jika terhadap hewan melata dan tak kasat mata saja Allah begitu perhatian, apalagi kepada hambaNya yang tak henti memujiNya? Kita hanya perlu yakin, usaha, dan tawakkal sekaligus. Bagaimana melakukannya? Jawabannya ada dalam setiap nurani.

3. Pos keuangan yang paling mungkin disiasati saat ini adalah soal konsumsi. Secara logika, manusia makan karena tubuh membutuhkan asupan makanan untuk bertahan hidup. Namun faktanya, seringkali manusia makan apa yang diinginkan, bukan hanya yang dibutuhkan. Maka sebagai manajer keuangan kita harus berperan sekaligus sebagai manajer kontrol emosi dan keinginan. Kendalikan makanan sesuai kebutuhan, bukan keinginan.

Kita juga bisa melakukan inovasi dengan ragam bahan makanan yang tersedia di sekitar tanpa harus merogoh banyak isi dompet. Menjadi cerdas keuangan di saat ini adalah sebuah keharusan.

4. Jangan lupa berbagi. Terserah mau lewat sedekah, infak, makanan, pakaian, senyuman, atau  lain-lain. Tujuannya? Hukum alam berlaku dalam hal ini: siapa menanam dia akan menuai, siapa memberi dia akan menerima. Bukankah Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah? (Q.S 2:276), maka semakin banyak berbagi, kita bisa semakin banyak menerima. Insya Allah. 


Selamat mencoba, sukses untuk kita semua. 

Related Posts

7 comments

  1. Aku boros kuota nih hiks, mau ga di isi tapi kuliah :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk...ya diisi atuh neng... Kecuali ada Tebengan WiFi sekitar situ

      Delete
  2. Masyaallah. Insyaallah ke-4 tips di atas siap dipraktikkan. Di musim pandemi skrg mmg sgt penting utk cermat thd segala sesuatu terutama dg perubahan keadaan finansil.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga bermanfaat, kakak... ☺️

      Delete
  3. Anehnya pengeluaran untuk belanja skrg jadi banyak. Maksudnya belanja makanan, ada aja yang dimakan ya mah manusia ini, gabisa berhenti, diem sebentar aja gitu. Hahaha. Tapi tipsnya okee ka Saki. Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Solusinya pakai masker terus saja Mbak.

      Delete
  4. Nggak bisa menghemat kuota 😭

    ReplyDelete

Post a Comment